KnpbNews, TIMIKA—Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Timika mediasi rakyat Papua yang berdomisili Tanah Amungsa, Merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Injil Masuk di Tanah Papua di Mansinam 5 Februari 1855 sampai 2016. Berubur 161 tahun. Oleh C.W.Ottow dan rekannya J.G.Gaissler tiba di Mansinam.
Pada momen itu, Knpb juga, Campanye Hak Penentuan Nasib Sendiri “Referendum” di Papua. Dan penyerahan hadia piala Koteka Cup ke-1 disponsori oleh KNPB dan PRD Timika, selama satu bulan (Januari 2016) melakukan pertandingan diantaranya yakni : Sepak bola Putra- Putri, bola Volly Putra-Putri, dan Takraw. Pada jumat (05/02/2016) di lapangan internasional bintang lima kwamki Narama Timika Papua.
Dengan sorotan Thema” Berusyukur Kepada Allah Atas Kebebasan” dan sub Thema “Supaya Lanjut umurmu hidup dari Iman dan Perbuatan, diatas Tanah yang diberikan Tuhan Allahmu Kepadamu (Keluaran 20:12B)
Dalam kotbanya Pendeta Otan Wenda S.Th. menyatakan Firman Tuhan dan Gereja adalah senjata bagi orang papua, jadi kita patut bersyukur dan berterimakasih kepada Ottow dan Gaissler yang membawah Injil diatas Tanah Papua sehingga kita dimenangkan oleh rohani terbukti dipelosok tanah Papua penuh dengan gereja.
Kata Wenda, jika kita mengutamakan Tuhan pasti Tuhan bekerja membuka pintu berkat bagi anak-anak yang percaya kepadanya, sesuai dengan bunyi firman Tuhan. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma pasal 8 :28).
Momen Hut Injil masuk di Tanah Papua tersebut ketua Knpb Wilayah Timika Steven Itlay membacakan Pernyatakan Politik, bahwa Masalah utama bangsa Papua Barat adalah status politik wilayah Papua Barat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang belum final, karena proses memasukan wilayah Papua Barat dalam NKRI itu dilakukan dengan penuh pelanggaran terhadap standar-standar, prinsip-prinsip hukum dan HAM internasional oleh Amerika Serikat, Belanda, Indonesia dan PBB sendiri demi kepentingan ekonomi politik mereka.’ Jelasnya.
Lanjut Steven, Konflik politik di Papua Barat tentang keabsaan wilayah terus dipertengtangkan. dipertanyakan, diperbincangkan atau dikaji serta diselesaian sesuai mekanisme hukum internasional agar diperoleh kebenarannya dan diterima oleh orang Papua Barat dan Indonesia. Kata Itlay, untuk itulah, tugas utama perjuangan di internasional saat ini adalah menggalang solidaritas internasional, Untuk mendesak Negara-negara anggota PBB agar membuat mosi (sikap) di Majelis Umum PBB, selanjutnya Majelis Umum PBB merekomendasikan Pengadilan Internasional (International Court of Justice)’Pungkasnya.
Lanjut, menjelaskan apakah proses memasukan Papua Barat kedalam NKRI sejak tahun 1960 hingga 1969 itu sudah sah sesuai standar-standar, prinsip-prinsip hukum internasiona dalam menyelesaikan masalah Papua Barat atau bila tidak maka masalah Papua Barat harus diselesaian kembali melalui mekanisme internasional yang adil dan Demokratis yaitu Referendum sesuai dengan standar-standar, prinsip-prinsip hukum, HAM dan Politik Internasional.
Steven, juga Menghimbau kepada Orang Asli Papua yang bekerja sebagai Gubernur, Bupati, Anggota DPR, PNS, Anggota TNI-POLRI, Barisan Mera Putih, Karyawan Serta Seluruh Komponen Rakyat bangsa Papua, Segera mengambil keputusan Sebagai Orang Papua dalam Penentuann Pendapat Rakyat Pepera atau Referendum untuk menentukan Nasib Rakyat papua dan Bangsa Papua.
Dalam penyampaian pidato Politik Kampanye Referendum Steven Itlay langsung Telpon Juru Bicara United Liberation Movement for West Papua Benny Wenda melalui handphone seluler langsung dari lokasi kegiatan dan menyaksikan sendiri oleh rakyat Papua barat yang hadir pada saat kegiatan’ intinya, Rakyat Papua Harus Bersatu.
Jangan Diam Menghantui Ketakutan Tetapi Bangkit Dan Lawan Untuk Menentukan Massa Depan Anda !!! (Admin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar