KEBURUTALAN APARAT KEPOLISIAN KOLONIAL INDONESIA DI SERUI 1 DESEMBER 2015.
Korban Meninggal Dunia
1. Herman Erik Manitori
Herman Manitori biasanya Disebut Erik Manitori (33 tahun (1982),tertembak pukul 06:26 WIT, di kedua kaki dan patah, tertembak di belakan dekat pinggang,kemudian dipakai sangkur bela dari pangkal dada dekat leher sampai batas perut dengan pinggang, dibela lagi dari dada kanan atas menurun dan menyamping ke kiri bawah perut. Kepala dipukul dengan popor Senjata sampai hacur sehingga isi otaknya keluar, dan mata kanan dicungkil.Dia meninggal dalam truk Brimob akibat penyiksaan sadis yang diterimanya.
2. Yonas Manitori
Yonas Manitori (38 Tahun, (1977) Wakil Komandan TPN-OPM, Yonas adalah kakak kandung dari Herman Manitori.Yonas Manitori tertembak di perut tembus belakan dan dada tembus belakan.Seketika itu juga Yonas meninggal di tempatkejadian.Sekitar pukul 06:28, Yonas ditembak mati paska terjatuhnya Herman Mamnitori dan Yulianus Robaha.
3. Darius Anderibi
Darius Anderibi (45 tahun) perwira TPN-OPM.Tertembak, sekitar pukul 06:28 bersamaan dengan Yonas Manitori, di paha kiri sehingga paha putus dan hanya kulit sebagian yang tahan.Darius Meninggal karena kehabisan darah.Dia diperkirakan ditembak Pakai senjata Beramunisi Besar.
4. Yulianus Robaha
Yulianus Robaha (50Tahun) ajudan Komandan, Herman Manitori, Tertembak pukul 06:27 paska terjatuhnya komandannya Herman Manitori.Yulianus Robaha tertembak di kedua lutut dan tak mampu bangkit lagi untuk berdiri.
Dia kemudian dinaikan dalam truk Brimob dan disiksa dalam truk, dipotong kedua kaki persis di lutut dan pangkal pahanya hingga putus.Bahkan kaki sebelah kirinya dibuang entah di mana dan hanya ada pahanya.Perutnya disobek dari arah kanan pinggang menuju kea rah kiri pinggangnya, hingga tali perutnya terbuang keluar.
Yulianus Juga meninggal dalam truk Brimob akibat disiksa begitu sadis.Mayatnya dibawa oleh Brimob ke RSUD serui untuk dijahit kembali.Hanya kaki kiri yang tidak ada karena dipotong dan dibuang oleh Brimob Polres Yapen.
Korban-Korban Luka Berat Yang Tertembak sedang kritis :
Waktu selebihnya sekitar pukul 06:29 – 06:40 korban lain berjatuhan, akibat kebrutalan Brimob polres Yapen. Berikut nama-nama korban luka-luka berat yang mengakibatkan cacat fisik:
1. Agus Manitori
Agus Manitori (23 Tahun) perwira TPN-OPM. Tertembak karena berlari hendak menolong Herman Manitori. Ketika itu anggota Brimob secara brutal menenbak ke arahnya, namun dia berlari menuju depan mobil polisi untuk berlindung. Di saat berlari hendak berlindung dia tertembak di kaki kirinya dan peluru bersarang didalam.
Ketika Brimob hentikan tembakan dia segera berlari mendukung Herman dan hendak masuk hutan namun dia ditembak lagi di kaki kiri dan tembus.Dia masih berlari sehingga dia kembali tertembak di Paha tembus sebelah sedangkan Herman Manitori kembali terkena amunisi di belakannya.
Agus terjatuh bersama Herman namun kembali bangkit berdiri dan membawa lari Herman tapi kemudian dia ditembak lagi di pergelangan kaki kanan dan peluru bersarang didalam.
Ketika itu Agus tidak kuat lagi dan terjatuh bersama Herman, sehingga Herman sebagai Komantan memerintahkan Agus untuk pergi meninggalkan dia agar Agus tetap hidup. Agus tidak menerima permintaan itu dan hendak mendukung Herman tapi Herman dengan tegas menyuruh Agus pergi. Kata Herman, “ini perintah” akhirnya agus Manitori lari masuk Hutan meninggalkan Herman sendirian.
Disaat lari masuk hutan Agus tertembak lagi di lengan atas kirinya dan peluru bersarang di dalamnya/tidak tembus sebelah.Dia juga tertembak di perut tapi hanya diluar kulit sehingga meninggalkan luka cukup besar di perut samping kiri dekat pinggang.
Agus mengalami luka serius, namun menolak rujukan berobat lanjut ke Biak. Menurut Agus Manitori para tenaga medis yang melakukan pelayanan pengobatan sangat lambat. Mereka tidak melakukan pelayanan pengobatan.Pengobatan pertama yang para korban semuanya terima adalah dari Rumah Sakit Randawaya. Sedangkan RSUD Serui hanya pasang cairan tapi obat yang dimasukan kedalam Tubuh sama kejamnya seperti militer Indonesia yang bunuh banyak orang Papua. Hal ini nampak dari pelayanan medis yang diberikan, kami tidak dilayani dengan rutin dan baik.
2. Yance Manitori
Yance Manitori (26 tahun) komandan logistik tertembak di pergelangan kaki kiri dan kanan serta juga di lutut kiri.Yance Tertembak saat hendak menolong Agus Manitori dan Korban Termbak lainnya.Peluru bersarang dalam kaki kiri dan kanan.
Walaupun kritis, Yance menolak dirujuk ke RSUD Biak untuk mendapat perawatan medis. Menurut Yance para tenaga medis yang bertugas/melakukan pelayanan pengobatan dan obat yang dimasukan kedalam Tubuh sama kejamnya seperti militer Indonesia yang bunuh banyak orang Papua. Hal ini nampak dari pelayanan medis yang diberikan, kami tidak dilayani dengan rutin dan baik.
3. Paulinus Wororowai
Paulinus Wororowai (26 Tahun) ajudankomandan logistik II.Dia tertembak dari rusuk belakan tembus pinggang. Penembakan ini mengakibatkan satu tulang rusuk patah dan peluru yang lain bersarang dalam tubuh. Paulinus kritis dan sedang dikirim ke RSUD Biak untuk mendapatkan perawatan yang serius.
4. Anton Toni Runaweri
Toni Runaweri (43 tahun) perwira TPN-OPM yang tertembak di samping batang leher belakan tembus rahang dan mulut.Tulang rahang kiri dan kanan Patah.Mulut tidak dapat digerakkan sehingga, Toni Runaweri sementara diberi makan melalui bantuan selang.Toni dalam keadaan kritis dan sedang dirujuk ke Surabaya untuk mendapatkan penanganan medis secara serius.
5. Sakarias Torobi
Sakarias Torobi (35 tahun) komandan logistik II, tertembak di kaki kiri dan patah. Tulang kaki hancur dan peluru yang lain bersarang dalam kaki, namun kemudian pada tanggal 6 menjalani operasi dan sudah dikeluarkan di rumah sakit biak.
6. Alius Karimati
Alius Karimati (45 Tahun) masyarakat sipil yang juga menjadi korban penembakan oleh aparat Brimop polres serui.Saat itu penembakan dilakukan secara brutal sehingga dia hendak lari masuk hutan, namun akhirnya tertembak peluru nyasar di telapak tangan belakang tembus depan. Kondisi Alius menderita sakit dan teriak kesakitan.Alius Karimati juga Menolak rujukan berobat di Biak.
7. Daud Luther Ayomi
Daud Ayomi (53 Tahun) perwira TPN-OPM.Tertembak di tangan dan bahu. Tulang tangan patah dan peluru lain yang terkena di bahu bersanrang jauh kedalam. Luka serius dan dirujuk ke RSUD Biak untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
8. Pilemon Ayomi
Pilemon Ayomi (49 tahun) perwira TPN-OPM.Pilemon tertembak di tangan dan tulang tangan patah. Luka serius dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umun Dareah Biak.
Yonas Manitori (38 Tahun, (1977) Wakil Komandan TPN-OPM, Yonas adalah kakak kandung dari Herman Manitori.Yonas Manitori tertembak di perut tembus belakan dan dada tembus belakan.Seketika itu juga Yonas meninggal di tempatkejadian.Sekitar pukul 06:28, Yonas ditembak mati paska terjatuhnya Herman Mamnitori dan Yulianus Robaha.
3. Darius Anderibi
Darius Anderibi (45 tahun) perwira TPN-OPM.Tertembak, sekitar pukul 06:28 bersamaan dengan Yonas Manitori, di paha kiri sehingga paha putus dan hanya kulit sebagian yang tahan.Darius Meninggal karena kehabisan darah.Dia diperkirakan ditembak Pakai senjata Beramunisi Besar.
4. Yulianus Robaha
Yulianus Robaha (50Tahun) ajudan Komandan, Herman Manitori, Tertembak pukul 06:27 paska terjatuhnya komandannya Herman Manitori.Yulianus Robaha tertembak di kedua lutut dan tak mampu bangkit lagi untuk berdiri.
Dia kemudian dinaikan dalam truk Brimob dan disiksa dalam truk, dipotong kedua kaki persis di lutut dan pangkal pahanya hingga putus.Bahkan kaki sebelah kirinya dibuang entah di mana dan hanya ada pahanya.Perutnya disobek dari arah kanan pinggang menuju kea rah kiri pinggangnya, hingga tali perutnya terbuang keluar.
Yulianus Juga meninggal dalam truk Brimob akibat disiksa begitu sadis.Mayatnya dibawa oleh Brimob ke RSUD serui untuk dijahit kembali.Hanya kaki kiri yang tidak ada karena dipotong dan dibuang oleh Brimob Polres Yapen.
Korban-Korban Luka Berat Yang Tertembak sedang kritis :
Waktu selebihnya sekitar pukul 06:29 – 06:40 korban lain berjatuhan, akibat kebrutalan Brimob polres Yapen. Berikut nama-nama korban luka-luka berat yang mengakibatkan cacat fisik:
1. Agus Manitori
Agus Manitori (23 Tahun) perwira TPN-OPM. Tertembak karena berlari hendak menolong Herman Manitori. Ketika itu anggota Brimob secara brutal menenbak ke arahnya, namun dia berlari menuju depan mobil polisi untuk berlindung. Di saat berlari hendak berlindung dia tertembak di kaki kirinya dan peluru bersarang didalam.
Ketika Brimob hentikan tembakan dia segera berlari mendukung Herman dan hendak masuk hutan namun dia ditembak lagi di kaki kiri dan tembus.Dia masih berlari sehingga dia kembali tertembak di Paha tembus sebelah sedangkan Herman Manitori kembali terkena amunisi di belakannya.
Agus terjatuh bersama Herman namun kembali bangkit berdiri dan membawa lari Herman tapi kemudian dia ditembak lagi di pergelangan kaki kanan dan peluru bersarang didalam.
Ketika itu Agus tidak kuat lagi dan terjatuh bersama Herman, sehingga Herman sebagai Komantan memerintahkan Agus untuk pergi meninggalkan dia agar Agus tetap hidup. Agus tidak menerima permintaan itu dan hendak mendukung Herman tapi Herman dengan tegas menyuruh Agus pergi. Kata Herman, “ini perintah” akhirnya agus Manitori lari masuk Hutan meninggalkan Herman sendirian.
Disaat lari masuk hutan Agus tertembak lagi di lengan atas kirinya dan peluru bersarang di dalamnya/tidak tembus sebelah.Dia juga tertembak di perut tapi hanya diluar kulit sehingga meninggalkan luka cukup besar di perut samping kiri dekat pinggang.
Agus mengalami luka serius, namun menolak rujukan berobat lanjut ke Biak. Menurut Agus Manitori para tenaga medis yang melakukan pelayanan pengobatan sangat lambat. Mereka tidak melakukan pelayanan pengobatan.Pengobatan pertama yang para korban semuanya terima adalah dari Rumah Sakit Randawaya. Sedangkan RSUD Serui hanya pasang cairan tapi obat yang dimasukan kedalam Tubuh sama kejamnya seperti militer Indonesia yang bunuh banyak orang Papua. Hal ini nampak dari pelayanan medis yang diberikan, kami tidak dilayani dengan rutin dan baik.
2. Yance Manitori
Yance Manitori (26 tahun) komandan logistik tertembak di pergelangan kaki kiri dan kanan serta juga di lutut kiri.Yance Tertembak saat hendak menolong Agus Manitori dan Korban Termbak lainnya.Peluru bersarang dalam kaki kiri dan kanan.
Walaupun kritis, Yance menolak dirujuk ke RSUD Biak untuk mendapat perawatan medis. Menurut Yance para tenaga medis yang bertugas/melakukan pelayanan pengobatan dan obat yang dimasukan kedalam Tubuh sama kejamnya seperti militer Indonesia yang bunuh banyak orang Papua. Hal ini nampak dari pelayanan medis yang diberikan, kami tidak dilayani dengan rutin dan baik.
3. Paulinus Wororowai
Paulinus Wororowai (26 Tahun) ajudankomandan logistik II.Dia tertembak dari rusuk belakan tembus pinggang. Penembakan ini mengakibatkan satu tulang rusuk patah dan peluru yang lain bersarang dalam tubuh. Paulinus kritis dan sedang dikirim ke RSUD Biak untuk mendapatkan perawatan yang serius.
4. Anton Toni Runaweri
Toni Runaweri (43 tahun) perwira TPN-OPM yang tertembak di samping batang leher belakan tembus rahang dan mulut.Tulang rahang kiri dan kanan Patah.Mulut tidak dapat digerakkan sehingga, Toni Runaweri sementara diberi makan melalui bantuan selang.Toni dalam keadaan kritis dan sedang dirujuk ke Surabaya untuk mendapatkan penanganan medis secara serius.
5. Sakarias Torobi
Sakarias Torobi (35 tahun) komandan logistik II, tertembak di kaki kiri dan patah. Tulang kaki hancur dan peluru yang lain bersarang dalam kaki, namun kemudian pada tanggal 6 menjalani operasi dan sudah dikeluarkan di rumah sakit biak.
6. Alius Karimati
Alius Karimati (45 Tahun) masyarakat sipil yang juga menjadi korban penembakan oleh aparat Brimop polres serui.Saat itu penembakan dilakukan secara brutal sehingga dia hendak lari masuk hutan, namun akhirnya tertembak peluru nyasar di telapak tangan belakang tembus depan. Kondisi Alius menderita sakit dan teriak kesakitan.Alius Karimati juga Menolak rujukan berobat di Biak.
7. Daud Luther Ayomi
Daud Ayomi (53 Tahun) perwira TPN-OPM.Tertembak di tangan dan bahu. Tulang tangan patah dan peluru lain yang terkena di bahu bersanrang jauh kedalam. Luka serius dan dirujuk ke RSUD Biak untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
8. Pilemon Ayomi
Pilemon Ayomi (49 tahun) perwira TPN-OPM.Pilemon tertembak di tangan dan tulang tangan patah. Luka serius dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umun Dareah Biak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar